Masjid Agung Al-Falah [sumber foto: www.masurai.com] |
Masjid yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1980 ini juga dikenal dengan masjid 1000 tiang. Selama bertahun-tahun, title 1000 tiang hanya dianggap sebagai simbol dari banyaknya tiang yang ada. Anggapan ini muncul karena saat pengunjung menghitung tiang-tiang tersebut, mereka hanya akan mendapati 200-an tiang masjid. Namun anggapan ini akhirnya terbantahkan. Dilansir dari komentar saudara Budra dalam sebuah blog, tiang Masjid Agung Al-Falah memang berjumlah 1000. Tiang pertama yang berada di bawah kubah utama berjumlah 40 tiang (konon angka ini mengandung makna jumlah jamaah sholat Jumat yang minimal 40 orang). Lalu, tiang kedua berjumlah 192 dengan komposisi 1 tiang utama + 4 tiang penyangga. Jika dijumlahkan: 192 x 5 = 960 tiang ditambah dengan 40 tiang pertama: 40 + 960 = 1000.
That’s awesome, fellas.
Tiang Dalam [sumber: www.simas.kemenag.go.id] |
Tak hanya jumlah tiangnya yang unik, masjid ini juga kental akan sejarah. Tanah lokasi masjid ini dulunya merupakan pusat kerajaan Melayu Jambi. Namun pada tahun 1885, lokasi tersebut dikuasai oleh penjajah Belanda dan dijadikan pusat pemerintahan dan benteng Belanda. Hal ini didukung oleh pernyataan sejarawan Jambi, Junaidi T Nur. Ia mengungkapkan bahwa Mesjid Agung ini berdiri di lahan bekas Istana Tanah Pilih dari Sultan Thaha Syaifudin.
Referensi:
http://bujangmasjid.blogspot.co.id/2011/04/masjid-agung-al-falah-jambi-masjid.html
http://jambitourism.co.id/tag/masjid-agung-al-falah/
0 komentar :
Posting Komentar