Tabir Makna Sepucuk Jambi Sembilan Lurah

Djambi Tempo Dulu [sumber : Kaskus/Harian Jambi]

Sepucuk Jambi Sembilan Lurah bukanlah sekedar untaian kata yang dilekatkan menjadi semboyan Provinsi Jambi. Selain untaian katanya yang indah, semboyan ini juga memiliki makna dan jejak sejarah yang menarik. Sebuah catatan kecil dari seorang pemerhati sejarah Jambi yaitu Zaihifni Ishak mengatakan bahwa semboyan Sepucuk Jambi Sembilan Lurah adalah suatu kalimat yang tidak bisa dipisah karena merupakan suatu kesatuan. Istilah sepucuk Jambi sembilan lurah sebenarnya berasal dari perkataan “Kepoentyak Djambi Sembilan Loerah”. Selain itu dikatakan pula bahwa kalimat Sepucuk Jambi Sembilan Lurah belum tentu mewakili seluruh kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jambi saat ini. Menarik bukan? kebanyakan generasi Jambi saat ini lebih mengetahui bahwa Sepucuk Jambi Sembilan Lurah berarti mencakup kota dan kabupaten di seluruh Provinsi Jambi.

Ada banyak sumber pendapat, salah satunya berasal dari bapak Zaihifni Ishak1 yang mengatakan bahwa Kepoentjak Jambi Sembilan Loerah itu ialah suatu daerah sebelah atas dari daerah tujuh koto dan sembilan koto. Jadi, daerah Kepoentjak Djambi Sembilan Loerah itu termasuk Kerajaan Jambi pada zaman dahulu yang saat ini tidak masuk ke dalam Provinsi Jambi. Dengan demikian, menyebutkan Sepucuk Jambi Sembilan Lurah sama dengan Provinsi Jambi sekarang adalah suatu kesalahan besar. Sumber lain mengatakan bahwa Pucuk Jambi adalah wilayah Tujuh Koto di Sialang Belantak Besi dan Sembilan Koto di Durian Batakuk Rajo. Daerah Sembilan Koto yang terdiri dari Tanjung Simalidu, Kuamang (sekarang masuk Sumatera Barat), Teluk Kayu Putih, Dusun Mersam, Sengakti Besar, Malapari, Tantan, Bingin Besar, Suko Berani, Sukrejoosago, Tebaran Panjang, Dusun Tuo, Pasi Mayang, Teluk Cimpako, Pulau Musang, Tabuan, Juar, Dusun Baru dan Sungai Abang. Sedangkan Daerah Tujuh Koto dan Tujuh Luhak, yaitu Sungai Rumbai, Paga Puding, Jambi, Rembahan, Rantau Langkah, Tanjung Alur, Pemuatan, Muaro Danau, Sialang Kecil, Pulau Tamiang dan Teluk Kuali. Negeri - negeri inilah yang disebut dengan Pucuk Jambi.
Logo Provinsi Jambi [sumber : Orari Lokal Kota Jambi]

Sementara sembilan lurah dimaksudkan pada daerah - daerah yang masuk dalam Alam Kerinci lama (Kerinci Tinggi dan Kerinci Rendah) yang terdiri dari daerah: Depati IV Alam Kerinci (wilayah Depati Rencong Telang, Depati Atur Bumi, Depati Biang Sari dan Depati Muara Langkap) dikenal dengan istilah empat diatas. Kemudian ditambah lagi wilayah kedepatian tiga dibaruh yang terdiri dari wilayah Depati Setio Rajo, Depati Setio Nyato, dan Depati Setio Betis. Kemudian ditambah Dua Wilayah Pamuncak (Pamuncak Sungai Rengas, dan Pamuncak  Pemberab dan Pemenang). Selanjutnya pembagian daerah ini dikenal dalam pepatah lama yaitu “empat diatas tiga dibaruh”. Dalam Pengertian lain, wilayah sembilan lurah melingkup sembilan wilayah anak sungai pecahan dari sungai Batanghari, yaitu: Sungai Batang Merangin, Sungai Batang Masumai,  Sungai Batang Asai, Sungai Batang Tabir, Sungai Batang Musang, Sungai Abang, Sungai  Rumbai, Sungai Batang Bungo dan Sungai Batang Tebo. Menurut hasil penyelidikan, dari daerah-daerah itulah nenek moyang masyarakat Jambi berasal. Tepatnya berasal dari daerah uluan sungai Batanghari.

Selain pendapat-pendapat di atas masih terdapat banyak pendapat lainnya yang menyebutkan hal serupa ataupun berbeda. Dalam laman resmi pemerintah Provinsi Jambi menyebutkan bahwa tulisan yang berbunyi: "sepucuk jambi sembilan lurah" didalam satu pita yang bergulung tiga dan kedua belah ujungnya bersegi dua melambangkan kebesaran kesatuan wilayah geografis 9 daerah aliran sungai (DAS) dan lingkup wilayah adat dari jambi : "sialang belantak besi sampai durian batakuk rajo dan diombak nan badabur, tanjung jabung". Senada dengan pendapat-pendapat sebelumnya bahwa Sepucuk Jambi Sembilan Lurah tidak dapat diartikan sebagai wilayah kota/kab Provinsi Jambi saat ini, tapi juga menyimpan makna yang lebih besar akan sejarah nenek moyang masyarakat Jambi. Hal inilah yang diperlukan bagi generasi muda mudi Jambi saat ini, untuk menggali lebih dalam mengenai sejarah Jambi. Karena dengan mengenali apa dan dari mana kita berasal akan lebih meningkatkan kecintaan kita pada negeri Jambi yang elok ini.

Referensi:
http://harianjambi.com/berita-di-balik-semboyan-sepucuk-jambi-sembilan-lurah.html 
http://tasman1959.blogspot.co.id/2014/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_4.html 
http://adythezip.blogspot.co.id/2010/09/makna-sepucuk-jambi-sembilan-lurah-pada.html 
http://jambiprov.go.id/index.php?sejarah
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar