Maskot Mewah Jambi Bernama Pinang Merah

Jika bicara tentang suatu tempat atau wilayah tentunya tidak akan lepas dari yang namanya maskot. Begitu pula dengan Jambi. Sama seperti dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia, Jambi juga memiliki maskot kebanggan yang tidak kalah dengan wilayah lain seperti Palembang dengan Jembatan Ampera-nya atau Padang dengan Jam Gadang-nya. Jambi sendiri memiliki maskot yaitu palem merah atau yang lebih di kenal dengan sebutan pinang merah.

Palem merah atau pinang merah ditetapkan sebagai maskot flora Provinsi Jambi pada tahun 1989. Hal ini sesuai dengan surat ketentuan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 tahun 1989 tanggal 1 September 1989 perihal dasar penetapan identitas flora dan fauna seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Pinang merah merupakan flora asli yang hidup di daerah Jambi walaupun persebarannya dapat dijumpai di daerah lain tetapi populasi yang paling besar berada di Jambi.

Kelompok tumbuhan pinang-pinangan atau palem (Arecaceae) banyak tumbuh di Indonesia. Suku (famili) Arecaceae terdiri dari puluhan genus dan ratusan spesies (jenis) seperti Salak (Salacca zalacca), Sagu atau Rumbia (Metroxylon sago) dan tentunya Palm Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda dan Areca vestiaria). Kelompok tumbuhan Arecaceae merupakan tanaman yang hidup di wilayah tropis yang membutuhkan penyinaran matahari sepanjang tahun. Oleh sebab itu tanaman ini banyak tumbuh di wilayah Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia.

Pinang merah memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
  • Kerajaan: Plantae
  • Divisi: Arecaceae 
  • Genus: Cyrtostachys
  • Spesies: Cyrtostachys renda
  • Sinonim: Cyrtostachys lakka

Pohon Pinang Merah [sumber: www.flickr.com]

Pinang merah sangat membutuhkan tanah yang gembur dengan pH tanah 6-7 serta sistem drainase yang baik. Jambi sendiri memiliki tanah yang gembur dengan pH tanah 6-7 sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman pinang merah. Hal itulah yang menyebabkan banyaknya pohon Pinang Merah yang tumbuh di Jambi.

Pinang jenis ini dinamakan dengan pinang merah lantaran pelepah pinang jenis ini berwarna merah menyala berbeda dengan pelepah pinang jenis lain yang biasanya berwarna hijau. Pinang merah terdiri dari 2 jenis yaitu Cyrtostachys lakka dan Cyrtostachys renda. Jenis Cyrtostachys lakka memiliki warna merah yang lebih jelas dan buah yang lebih besar di bandingkan dengan Cyrtostachys renda.  Perbedaannya hanya pada kedua aspek itu saja dan aspek yang lainnya hampir sama yaitu tumbuh berumpun sampai 30 pohon, kadang-kadang tunggal. Batangnya tegak tanpa memiliki duri dengan tinggi mencapai 15 m dan diameter 5-10 cm, tajuk pelepah berwarna jingga sampai merah menyala. Daunnya memanjang sampai 1,5 m melengkung kebawah, tangkai dan ibu tulang daun berwarna jingga sampai merah dengan susunan helaian daun menyirip teratur berwarna hijau tua. Bunganya tumbuh pada ruas batang di bagian bawah tajuk pelepah, berbentuk lonjong yang terdiri atas 3 daun kelopak dan mahkota. Dan buahnya berbiji satu berbentuk bulat telur berwarna coklat tua sampai hitam dengan ukuran 0,8 x 0,5 cm.

Karena warna pelepah dibawah daun yang berwarna merah, pinang merah sangat digemari para pecinta tanaman hias. Pinang merah lebih digemari dibandingkan dengan kelompok tumbuhan pinang-pinangan yang lain, perpaduan warna merah pada pelepah dengan pohon yang tidak terlalu besar serta daunnya tidak terlalu panjang dan lebar membuat palem merah sangat indah jika ditanam di pekarangan. Pohon pinang merah juga memiki akar serabut yang biasanya menghujam dalam ke tanah, sehingga mampu menopang batang yang tumbuh menjulang tinggi. Karena itulah tanaman ini sering dipilih sebagai tanaman yang dipilih untuk menghiasi pekarangan-pekarangan rumah maupun kantor. Selain fungsi estesis pinang merah juga dianggap memiliki fungsi ritual atau mistik, masyarakat setempat beranggapan apabila pinang merah ditanam di depan rumah maka akan menolak segala bentuk bala dan guna guna yang ditujukan kepada penghuninya. Selain itu, pinang merah juga dianggap sebagai pengundang rezeki bagi yang menanamnya.
Pelepah Pinang Merah [sumber: www.flickr.com]

Dengan keistimewaan inilah yang menyebabkan pinang merah ditetapkan menjadi maskot dari Provinsi Jambi. Perlu diketahui bahwa ada asumsi yang mengatakan bahwa nama Jambi diambil dari kata ‘Jambe’ dalam bahasa Jawa yang berarti ‘pinang’. Hal ini dikarenakan di Bumi Jambi sangat banyak sekali tumbuh pohon pinang, terutama di sepanjang aliran Sungai Batanghari yang dijadikan sebagai pusat Kerajaan Jambi. Dari segi historisitasnya pinang sudah sangat dekat dengan Provinsi Jambi. Namun itu hanya sebuah asumsi belaka, belum bisa dapat ditentukan secara pasti. Pasalnya jika memang orang Jambi tempo dulu (Orang Kayo Hitam) menyebut pinang dengan kata jambe seharusnya Putri Pinang Masak (Putri Jambi) kala itu di panggil dengan sebutan Putri Jambe Masak. Tetapi kenyataannya dari dulu hingga sekarang masyarakat Jambi dari dulu tetap menyebut pinang  dengan istilah pinang, tidak pernah menyebutnya dengan kata jambe, kecuali orang Jawa yang sudah tinggal di Jambi yang menyebutnya dengan kata Jambe.

Itu hanya sedikit ulasan mengenai pertautan antara pinang merah yang banyak tumbuh di Jambi dengan asal mula kata Jambi.

Referensi:
http://ansablo.blogspot.co.id/2012/12/flora-dan-fauna-daftar-flora-identitas.html
http://www.kompasiana.com/junjoewinanto/jambi-tanah-pilih-pesako-betuah_54f8ba2fa333116a188b47a4
http://ngebun.com/threads/66.tips-menanam-palem-merah-di-halaman-rumah/
http://berkebundirumah.blogspot.co.id/2011/03/pinang-merah-maskot-flora-propinsi.html
http://kidnesia.com/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Jambi/Flora/Palem-Merah-Flora-Dari-Jambi
http://www.krbogor.lipi.go.id/id/Koleksi-Tanaman-Palem-Kebun-Raya-Bogor.html 
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar