Setelah wafat, Orang Kayo Hitam disemayamkan di Desa Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Secara astronomis lokasi situs ini berada pada titik 01º16’55,2” LS dan 104º04,55,1” BT. Tak hanya Orang Kayo Hitam seorang, lokasi ini juga menjadi peristirahatan terakhir istri Orang Kayo Hitam, Putri Mayang Mangurai dan kucing peliharaan Orang Kayo Hitam, serta makam baru. Makam baru ini merupakan makam seorang penduduk desa setempat yang menjadi korban banjir pada tahun 1980-an. Konon hanya lokasi tersebut yang tinggi dan tidak terkena banjir, alhasil orang tersebut dimakamkan disana.
![]() |
Makam Orang Kayo Hitam [sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id] |
Makam-makam kuno (red. Makam orang kayo hitam, Putri Mayang Mangurai, dan kucing peliharaan) berbentuk persegi dengan bagian atas berbentuk kurawal. Makam ini juga dilengkapi dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu andesit. Uniknya, ketiga makam ini memiliki ukuran yang tak lumrah. Pada umumnya ukuran makam adalah 1,5-2 m x 0,5 m, sedangkan makam Orang Kayo Hitam berukuran 5,2 m x 1,5 m, Putri Mayang Mangurai berukuran 3,7 m x 1,4 m, dan kucing peliharaan Orang Kayo Hitam berukuran 3,2 m x 1,2 m.
Pada hari-hari tertentu orang-orang membanjiri makam putra Paduko Berhalo ini untuk ziarah. Tak sedikit dari mereka berasal dari luar Jambi bahkan peziarah asing. Jika anda berkunjung ke Jambi, jangan ragu untuk mengunjungi lokasi ini. Pasalnya selain makam, anda juga bisa menikmati beberapa tinggalan cagar budaya yang berasal dari dua masa yang berbeda (multi component sites). Pertama adalah Makam Orang Kayo Hitam dan makam Puteri Mayang Mangurai yang merupakan tokoh penting pada masa Kesultanan Jambi yang merepresentasikan masa Islam. Kedua masa Hindu Budha yang dibuktikan dengan adanya tinggalan struktur bata kuno yang diduga sebagai Candi Budha, dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya temuan pendukung yang antara lain berupa tangan arca dan arca kepala berwujud singa.
Tak sulit untuk mengunjungi lokasi ini. Terpaut jarak 90 km dari kota Jambi, lokasi ini emmakan waktu tempuh 2 jam baik itu jalur darat lewat jembatan Auduri 2 mengikuti jalan aspal melewati situs komplek candi Muara Jambi terus melewati areal kawasan hutan industri akasia milik PT. WKS dan menyeberangi jembatan Muara Sabak ,setelah sampai di Muara Sabak rute perjalanan terus ke Rantau Rasau mengikuti jalan pinggir kanal/ parit ke Berbak, selama di perjalanan anda akan dimanjakan dengan bermacam pemandangan seperti areal persawahan, area rawa, kebun kelapa, kebun pohon pinang , dan coklat.
Referensi:
http://hattamuhammad12.blogspot.co.id/2016/01/situs-cagar-budaya-makam-orang-kayo.html
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/2015/01/13/makam-orang-kayo-hitam/