Yossy Delfitri - Jambi Scholarship Seekers

Perempuan yang membuka bimbingan belajar privat ini memiliki banyak cerita mengenai dunia pendidikan di Jambi. Lulusan Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian UNJA ini sukses membangun kembali sebuah komunitas yang dulunya pernah mati suri bernama Jambi Scholarship Seekers (JSS), sebuah tempat berkumpulnya pemuda pemudi Jambi yang fokus membahas tentang beasiswa untuk study abroad. Selain itu, ia juga aktif sebagai Anggota Forum Peduli Remaja Jambi (FPRJ) dan Sekretariat Umum Kelas Inspirasi Jambi. Ia sedang mempersiapkan untuk kuliah S2 di Belanda dalam program StuNed tahun depan.

Kak Yossy, Facilitator Jambi Scholarship Seekers

Djendelo: Sebelum kita ngobrol jauh nih Mbak, boleh dong perkenalan dulu. Hehe
Kak Yossy: Oke, namaku Yossy Delfitri. Biasanya dipanggil Yossy atau Oci. Saya lahir di Jambi, 18 November 1992 dan asli Jambi karena dari TK sampai kuliah di Jambi juga. Aku lima bersaudara dan anak pertama. Aku baru lulus kuliah tahun lalu dari Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian.

Djendelo: Sekarang kesibukannya apa nih Mbak?
Kak Yossy: Aktivitas biasa sih mengajar di lembaga bimbingan belajar, Primagama. Jadi, dulu pas keterima di UNJA barengan pengumumannya sama keterima jadi tentor di Primagama Thehok. Biasanya sih pembagian waktunya pagi-siang untuk kampus, organisasi terus sore-malamnya baru di Primagama. Tapi 2012 lalu resign karena mau fokus dengan tugas akhir. Terus habis lulus aktif lagi tapi privat. Ada cerita lucu disini, pas saya resign dari Primagama murid-muridnya juga ikutan berhenti dari sana karena katanya nggak mau diajar selain Kak Yossy. Hehehe. Privatnya tiap hari.

Semasa kuliah aktif di BEM dan UKM Riset. Setelah dari kampus mau coba expand ilmu dengan gabung ke Forum Peduli Remaja Jambi (FPRJ) di Kota Jambi. Misinya adalah pembinaan rohani untuk anak-anak SMA se-Kota Jambi. Nah, habis itu juga ikutan gabung di JSS.

Djendelo: Btw, JSS apaan ya Mbak? Hehehe.
Kak Yossy: JSS itu singkatan dari Jambi Scholarship Seekers. Sebenarnya udah ada dari lama sih tapi dulu sempat mati suri 2 tahun dan tahun ini 2016 berjalan lagi. Yang membuat terharu di JSS ini adalah kesungguhan teman-teman yang sangat ingin study abroad terlihat dari semangatnya setiap kali kumpul. Anggotanya sekarang 50 orang, ada yang graduated, sudah kerja seperti di bank, dokter, di Pertamina, dan yang masih kuliah pun ada. Dulu sih pas gabung masih cupu tapi karena sekarang para senior sudah akan berangkat kuliah ke luar negeri. Aku yang menggerakkan JSS sekarang dibantu sama teman-teman lainnya.

Dulu saya juga bagian dari 15 besar YoT Exchange PPA (Pertukaran Pemuda Antar Negara) dengan program ASEAN Student Visit India, Seoul, Japan and China. Nah, dulu teman-teman dari sana sempat mau buat komunitas yang konsen ke beasiswa tapi saya pikir daripada bikin baru lebih baik menghidupkan komunitas yang sudah ada dulu seperti JSS. Lanjut, kita buat programnya dengan pertemuan 1 bulan 4x. Misal, minggu pertama fokus bahas TOEFL dan IELTS. Minggu kedua fokus di Leadership Group Discussion (LGD) untuk menambah kemampuan di public speaking. Minggu ketiga fokus membuat esai, motivational letter, dan CV. Nah, minggu keempat refreshing, misal dengan nonton film bareng terus di review. Hehehe. Ramadhan kemarin malah lebih intensif, seminggu bisa 3x pertemuan di rabu, sabtu, dan minggu.

Djendelo: Katanya Mbak juga aktif di Kelas Inspirasi?
Kak Yossy: Iya, sekarang juga aktif di Kelas Inspirasi Jambi (anak program dari Indonesia Mengajar yang di usung Anies Baswedan) bagian Fasilitator (Kelas Inspirasi I) yang berfungsi untuk menjembatani antara inspirator dengan pihak sekolah. Sekarang di Kelas Inspirasi 2 di bagian Sekretariat Umum dan bulan Oktober 2016 ini akan dijalankan. Yang keren saat KI 1 dulu bahkan ada dokter dari Bali dan lainnya dari Bandung sengaja datang ke Jambi sebagi inspirator.

Djendelo: Oke, lanjut cerita tentang S2. Tujuan Mbak sebenarnya S2? Dan kenapa harus keluar?
Kak Yossy: Iya, sekarang lagi persiapan untuk kuliah S2 ke Belanda di program StuNed. Nah, tujuan aku S2 sendiri karena sebenarnya aku bukan orang yang cepat merasa puas dengan sesuatu. Sehabis S1, inginnya S2 supaya ilmu yang didapat lebih banyak. Mimpi untuk bisa ke luar negeri sih sudah dari kecil. Pertama, aku ingin membangun Jambi dengan my own method. Ini berawal dari riset proposalku tentang karet di Jambi. Jambi punya potensi yang sangat bagus sekali di sektor karet. Soalnya, sedikit miris mengetahui kabar bahwa petani karetnya sendiri tidak mendapatkan sesuatu yang sebanding dengan hasil yang telah mereka keluarkan karena penjualan rubber dari Jambi sendiri yang telah diolah, kualitasnya oke dan hampir tersebar di semua wilayah Indonesia. Aku ingin membuat sebuah inovasi bagaimana bisa membawa kualitas karet Jambi sampai ke luar negeri makanya aku fokus di mata kuliah Development and Innovation. Di Indonesia nggak ada mata kuliahnya, adanya di Belanda. Kedua, aku butuh jaringan yang lebih besar dengan mengenal banyak orang dan tempat. Sektor perkebunan karet di Jambi itu nomor satu.  Harga karet dulu per kg nya bisa sampai 25 rb, sekarang cuma dapat 5 rb.

Djendelo: Keren. Kalau kita ingin gabung di JSS gimana Mbak?
Kak Yossy: Kalau teman-teman ingin gabung, harus isi form online dulu karena akan diseleksi lagi supaya kita mendapatkan orang yang benar-benar serius ikut di JSS. Di JSS sendiri juga ada program One Day with One Inspirator untuk memotivasi teman-teman. Bisa ikut kita di Twitter: JSS-@jambischolar dan KI-@Kelasinspirasijambi

Kegiatan Jambi Scholarship Seekers
Djendelo: Selama bergelut di komunitas beasiswa, kendalanya biasanya dimana Mbak?
Kak Yossy: Beratnya di JSS, para koordinator yang menjadi penanggung jawab ternyata kebanyakan tidak ada yang background-nya dari organisasi. Jadi, kadang mereka bingung harus ngapain. Hehe. Tantangan lainnya adalah semua harus belajar dari nol karena tidak ada yang expert disini, semuanya sama. Kalau di Kelas Inspirasi banyak sih mulai dari manajemen dengan teman-teman di luar Jambi dan saat hari H. Soalnya ada sebanyak 25 sekolah yang akan kita sambangi. Hehe. Yang jadi kendala juga, sepertinya disini kekurangan bahan materi berupa buku. Untuk JSS, buku yang menunjang sangat sedikit sekali. Dulu sempat bawa dari Pare dan teman-teman pada kaget kalau ada buku itu. Hehe. Kebetulan kemarin sempat menjadi perwakilan Jambi di Bimbingan Literasi di Bogor, itu dari Kemendikbud dan mirisnya tidak menemukan cerita-cerita rakyat Jambi nggak ada di Perpustakaan Jambi. Malah ketemunya di toko loak. Huhuhu.

Djendelo: Kasih pesan dan kesan dong Mbak buat teman-teman lainnya di luar disana.
Kak Yossy: Pesannya jangan jadi kacang lupa kulitnya. Buat teman-teman yang sedang kuliah di luar Jambi kalau nanti sudah lulus mari pulang ke Jambi dan sama-sama kita bangun Jambi.

Djendelo: Baik Mbak, terima kasih atas waktunya. Sangat menginspirasi sekali. Kita pamit dulu.
Kak Yossy: Baik, terima kasih juga buat kalian dan sukses Djendelo-nya. Mari sama-sama bangun Jambi untuk jadi lebih baik lagi.

Tim Djendelo bersama dengan Mbak Yossy (tengah) di Jamtos

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar