Danau Kaco, Akuarium Alam Sumatera

Jika Anda penikmat keindahan alam yang tak biasa, maka mampirlah ke Kabupaten Kerinci, tepatnya di daerah Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Jambi. Di dataran tinggi Sumatera yang sejuk ini kita dapat memilih aneka tujuan perjalanan untuk memanjakan mata dan pikiran. Selain Gunung Kerinci, Danau Kerinci, dan Danau Gunung Tujuh yang masyhur di mata wisatawan, masih banyak tujuan wisata yang tak bisa dilewatkan begitu saja, salah satunya adalah Danau Kaco – danau sebening kristal di hutan perawan.
Danau Kaco [sumber: www.indonesiawonder.wordpress.com]

Dalam Bahasa Indonesia, ‘kaco’ memiliki arti ‘kaca’. Dinamai demikian dengan bahasa setempat karena danau ini memiliki air yang sangat bening, layaknya kaca dengan warna biru langit. Birunya air danau sangat kontras dengan warna hijau daun pepohonan di sekitarnya. Saking beningnya hingga dasar danau pun dapat terlihat dari permukaan. Bila malam bulan purnama, maka cahaya bulan akan menembus danau dan dipantulkan kembali ke permukaan sehingga pada saat itu daerah di sekitar danau akan terlihat sangat terang. Danau yang terletak di dalam Taman Nasional Kerinci-Seblat ini memiliki dimensi sekitar 30 x 30 meter. Bila dilihat dari permukaan, dasar danau terlihat dangkal, namun dasar danau sendiri dapat mencapai kedalaman 20 meter. Selain warnanya, ciri khas Danau Kaco adalah bentuk tepiannya yang melingkar dan terdapat sejumlah batang pohon yang masuk ke dalam danau dari tepian.
Peta Kawasan Lempur dan Danau Kaco [sumber: maps.google.com]

Danau Kaco sendiri berada di daerah Lempur, tepatnya di kawasan Taman Nasional Kerinci-Seblat (TNKS) pada ketinggian 1289 mdpl. Danau ini merupakan salah satu danau yang terletak di kaki Gunung Batuah, sementara danau lainnya adalah Danau Lingkat, Danau Nyalo, Danau Dua, dan Danau Kecil. Danau Kaco menjadi habitat dari ikan terkenal di seantero Kerinci, yakni ikan semah karena rasanya yang gurih ketika dimakan. Secara administratif, Lempur termasuk dalam Kecamatan Gunung Raya. Ada lima desa/kelurahan yang merujuk pada wilayah Lempur ini, antara lain Desa Dusun Baru Lempur, Desa Lempur Hilir, Desa Lempur Mudik, Kelurahan Lempur Tengah, dan Desa Manjunto Lempur. Untuk menuju Danau Kaco, desa yang menjadi titik awal keberangkatan adalah Desa Dusun Baru Lempur. Jangan ragu bertanya pada masyarakat sekitar mengenai lokasi danau karena wilayah ini sudah sering dikunjungi dan masyarakat juga sudah sering membantu pengunjung.
Benteng Depati Parbo [sumber: www.novemberrein.blogspot.co.id]

Untuk menuju Kerinci dari Kota Jambi atau Padang dapat menggunakan transportasi travel dengan waktu tempuh sekitar 9 jam dari Padang atau 11 jam dari Kota Jambi. Pada umumnya kita akan diantarkan hingga ke Sungai Penuh, eks ibukota Kabupaten Kerinci. Jarak dari Sungai Penuh ke Lempur sekitar 40 km dengan waktu tempuh kira-kira 50 menit. Di jalan menuju Lempur kita akan disuguhi pemandangan indah dari Danau Kerinci di sebelah kiri jalan dan bukit-bukit hijau yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan di sebelah kanan jalan. Memasuki wilayah Lempur, kita akan melewati dataran rendah yang tidak terlalu luas dengan bukit-bukit di kiri dan kanan jalan. Setelah sampai di Lempur, untuk bisa meneruskan perjalanan pengunjung harus mengurus administrasi terlebih dahulu ke Sekretariat Kelompok Pecinta Alam Pencagura (Pecinta Alam Gunung Raya) selaku pengelola obyek wisata di wilayah Lempur. Satu-satunya cara agar sampai di Danau Kaco adalah dengan berjalan kaki melewati jalan setapak, dimulai dari Benteng Depati Parbo. Perjalanan ditempuh selama 2 hingga 3 jam dengan jalan yang relatif menanjak dan menurun ketika akan sampai di danau. Kondisi jalanpun bervariasi, mulai dari bebatuan keras hingga tanah gembur khas hutan hujan tropis yang akan sangat becek bila sebelumnya diguyur hujan.

Di sepanjang jalan akan ditemui setidaknya dua shelter sebagai tempat beristirahat. Berjalan di rindangnya pepohonan hutan tentu akan membuat perjalanan relatif lebih mudah. Sesaat sebelum memasuki wilayah danau, pengunjung harus melewati Sungai Manjunto, yakni sungai yang relatif lebih besar daripada sungai-sungai yang dilewati sebelumnya di sepanjang perjalanan. Bila terjadi hujan di hulu, aliran akan menjadi deras dan akan menyulitkan serta berbahaya untuk dilewati. Namun demikian, lelahnya perjalanan akan terbayar dengan pemandangan indah di depan mata. Namun ingat, sebelum perjalanan dimulai, pastikan bekal berupa air dan makanan telah dibawa. Satu hal lain yang perlu diantisipasi adalah ancaman dari gigitan pacet atau lintah di sepanjang jalan. Oleh karenanya, akan sangat bermanfaat bila pengunjung membawa daun tembakau untuk berjaga-jaga, karena daun ini sangat ampuh untuk mengobati bekas gigitan pacet tersebut.
Perjalanan menuju Danau Kaco [sumber: www.oneie.net]
Nah, penasaran ingin melihat sendiri dan menikmati perjalanannya? Yuk, ke akuarium alam Sumatera ini! Ingat, jangan lupa tetap jaga kebersihan lingkungan, yah!

Referensi:
http://tasman1959.blogspot.co.id/
http://risdalina.blogspot.co.id/2012/02/journey-to-danau-kaco.html
http://www.kerincinews.com/2015/01/lembaga-adat-lempur-tutup-sementara.html
http://jambi.tribunnews.com/2015/01/29/wisatawan-jepang-belanda-dan-inggris-ke-danau-kaco-dan-gunung-tujuh
http://jambi.tribunnews.com/2015/02/15/video-berenang-di-danau-nan-tembus-ke-dasar
http://jambi.tribunnews.com/2015/12/23/anda-suka-berpetualang-yuk-ke-danau-kaco-yang-airnya-biru-dan-bening-seperti-kaca
http://bumimerangin.blogspot.co.id/2015/02/danau-kaco-1289-m-dpl.html
http://travel.kompas.com/read/2010/07/08/14171230/Danau.Ini.Bercahaya.di.Malam.Hari
https://dananwahyu.com/2014/01/13/danau-kaco-misteri-alam-yang-terjaga/
http://www.kompasiana.com/muelfrank/menyusuri-hutan-belantara-demi-danau-kaco-yang-mistis_551c09a7a33311df2bb65a82
https://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Kaco
Share on Google Plus
author image

Hendra Guna

Jelas, pria paling cool dengan tingkat keimanan paling tinggi di banding cowo-cowo lain di Djendelo yang penuh dosa.

0 komentar :

Posting Komentar