Menilik Candi Muaro Jambi, Peninggalan Melayu Kuno Terluas Se-Asia Tenggara

Pada tahun 1883, seorang perwira angkatan laut Kerajaan Inggris yang bernama S.C Crooke melaporkan hasil temuannya saat bertugas di kawasan Sungai Batang Hari, Jambi. Saat itu S.C Crooke ditugaskan menjelajahi pedalaman Batang Hari untuk mengawasi tingkat keamanan di sana. Dalam misi pengawasan tingkat keamanan tersebut ia menemukan reruntuhan bangunan dan sebuah arca yang menggambarkan arca Budha.
Candi Muaro Jambi [sumber: www.mamansoleman.net]

Setelah dilakukan penelitian oleh para ahli purbakala, diketahui bahwa situs purbakala ini merupakan kompleks Percandian Muaro Jambi yang bercorak Hindu-Budha. Situs ini merupakan peninggalan dari peradaban Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu (George Coedes, 1930). Dengan luas mencapai 2.612 Ha, Komplek Percandian Muaro Jambi ini menyandang gelar sebagai kompleks percandian terluas di Asia Tenggara. Tak hanya itu, komplek percandian ini menjadi kawasan peninggalan budaya yang paling terawat di Sumatera.

Sejak tahun 2009, Kompleks Percandian Muaro Jambi ini telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia. Situs yang sangat luas ini tentu saja memiliki bangunan candi yang terpisah-pisah. Terdapat beberapa bangunan candi yang berhasil dipugar dan sudah kembali berdiri kokoh dari sekitar 110 situs atau manapo (gundukan tanah) yang sudah ditemukan. Adapun yang sudah dipugar dan berdiri kokoh yaitu; Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Vando Astano, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, Candi Kedaton, Candi Kotomahligai, Candi Bukit Sengalo dan Kolam Talago Rajo.
Peta Komples Percandian Muaro Jambi [sumber: www.jambiprov.go.id]

Terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, atau sekitar 40 kilometer dari Kota Jambi, komplek percandian ini bisa ditempuh melalui jalur darat ataupun jalur sungai.  Untuk akses darat, dari Kota Jambi menuju ke arah timur menyebrangi Jembatan Batang Hari II atau menuju arah barat dengan menyebrangi Jembatan Aur Duri dan mengikuti petunjuk arah jalan bertuliskan “CANDI MUARO JAMBI”. Setibanya di Jembatan Aur Duri wisatawan bisa memilih untuk melalui Olak Kemang dan atau Simpang Jambi Kecil. Kedua rute tersebut sama-sama langsung menuju ke kompleks Pecandian Muaro Jambi. Sementara jalur sungai dilalui dengan menumpang ketek atau perahu dari pelabuhan di Pasar Angso Duo dengan waktu tempuh 30 menit.

Referensi:
Lumanaw, Novy. 2014. Candi Muaro Jambi, Pusat Pendidikan Buddha Tertua di Asia yang Terlewatkan. Suara Pembaruan: www.beritasatu.com
Siregar, Zulhidayat. 2012. Candi Muaro Jambi, Komplek Percandian Terluas Di Asia Tenggara: www.RMOL.co 
Raditya, Iswara N. 2011. Candi Muaro Jambi: www.melayuonline.com 
Candi Muaro Jambi, Jambi, Indonesia: www.utiket.com
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar