Henvega Franius - VegaFrame

Dirinya lebih banyak muncul di instagram sebagai seorang yang bukan fotografer tapi mencintai fotografi yang aktif mengambil momen foto landscape pemandangan di Jambi. Nama lengkapnya Henvega F. dan akrab disapa Vega. Nama akunnya @vegaframe. Dengan jumlah follower lebih dari 4 ribu orang dan foto lebih dari 300 buah dan baru memulai eksis di instagram setahun yang lalu, tidak bisa disangsikan lagi ia merupakan salah satu orang yang aktif mendokumentasikan tentang Jambi. Karya-karyanya bisa Anda lihat sendiri. Sangat indah dan menawan.
Bang Vega [sumber: facebook.com/henvega.f.lim]

Djendelo: Nah, sebelum kita ngobrol lebih jauh nih Bang. Boleh dong, Abang perkenalan dulu?
Bang Vega: Oke. Nama lengkap saya Henvega Franius. Lahir di Jambi, 04 Mei 1990. Saya dari tiga bersaudara dan anak kedua. Saya tinggal di Budiman. Saya tamat SMA.

Djendelo: Ini memang passion Abang di bidang fotografi?
Bang Vega: Sebenarnya karena hobi yang nggak sengaja sih. Dulu awal beli kamera tahun 2012. Tapi setelah beli kamera nyesel karena kebanyakan nggak dipakai. Nah, sekitar enam bulan kameranya nganggur. Setelah itu, ada sepupu yang beli kamera juga dan akhirnya ikut dia untuk foto-foto. Dulu objek fotonya model. Hehe. Akhirnya setiap hari fotoin sesuatu aja, modelnya tetep. Hehe. Habis bosan foto model. Beralih ke landscape. Instagram juga baru aktif setahunan ini sih. Jadi instagram saya lebih banyak foto landscape. Yang model sudah dihapusin semua.

Djendelo: Kenapa beralih dari model ke landscape?
Bang Vega: Kalau model itu identik dengan seksi. Pendapat saya pribadi sih kurang enak saja nanti banyak orang yang komentar gimana gitu. Mungkin karena memang cocoknya di landscape sih. Senang lihat bangunan-bangunan bagus sama pemandangan. Kadang susah cari waktu untuk jalan-jalannya sih. Lebih banyak di sekitar Kota Jambi. Paling jauh ke Palembang. Hehehe.
Candi Tinggi dari VegaFrame. Sadis Gambarnya [sumber: instagram/vegaframe]

Djendelo: Berarti Abang punya tempat produksi foto sendiri?
Bang Vega: Nah, kalau untuk komersilnya baru-baru ini sih karena baru beli lensa dan ada dorongan dari temen juga sih yang bilang sayang kalau beli lensa saja tapi nggak dipakai. Hehe. Akhirnya ada ngambil job untuk wedding. Salah satu akun instagramnya @henvegaf. Biasanya sih bertiga yang untuk wedding. Soalnya ada yang bagian video satu orang dan dua lainnya foto.

Djendelo: Nah Bang, salah satu problem yang kita temui adalah kita susah cari foto Jambi dengan kualitas tinggi dan biasanya kan tiap foto ada hak ciptanya.Di Vegaframe sendiri pernah nggak sih ngalamin fotonya dipakai tanpa izin terlebih dahulu?
Bang Vega: Wah, ada banyak kalau itu. Dulu pernah ada acara besar di Jambi namanya Festival Batanghari dan mereka ada memakai foto saya sekitar 2-3 tanpa bilang. Lucunya ada yang dicetak sebesar ruko. Hahaha. Dan saya pernah sharing sih di grup, saya post foto saya disitu dan menanyakan bagaimana reaksi teman-teman kalau ada yang memakai foto buatan kalian tanpa izin dengan si empunya? Saya nggak marah sih cuma paling nggak bisa beretika dengan bilang terlebih dahulu ke saya kalau ingin menggunakan foto tersebut. Saya ikhlas banget kalau ada yang mau pakai foto saya. Biasanya teman-teman mahasiswa pada izin untuk pakai foto saya untuk keperluan web mereka. Yang penting sih disertakan sumber fotonya dari mana dan izin terlebih dahulu. Kan orangnya masih ada kecuali orangnya sudah nggak ada, nggak izin juga nggak apa-apa. Hahahaha.

Djendelo: Belajar bisa teknik fotografi yang bagus gimana Bang?
Bang Vega: Biasanya sih karena sering latihan foto setiap hari dan sharing dengan beberapa teman. Lihat dari YouTube juga. Tapi yang paling ampuh sih dari praktek langsung. Sebenarnya ya, belajar teknik kamera itu nggak susah. Gampang. Jadi, kalau banyak yang bilang pakai kamera itu susah. Salah. Kalau kamera mahal, nah itu baru betul. Hehe. Yang paling penting itu ada kemauan. Misal, mau foto sunset ya ditungguin dari sore sampai malam. Kalau males-malesan ya nggak bisa.

Djendelo: Nah, tujuannya buat akun instagram @vegaframe?
Bang Vega: Memang karena dasarnya suka foto sih. Tapi jujur objek foto di Jambi bagi saya sebenarnya kurang sih. Hehe. Ini juga karena terpacu soalnya teman-teman yang lain pernah bilang sih mau foto landscape apaan di Jambi. Nah, dari situ saya juga ingin menunjukkan bahwa di Jambi ada ini itu yang bisa dijelajahi. Dulu sebelum pakai kamera yang sekarang, pakainya kamera yang ada filmnya. Di Kota Jambi yang belum difoto masih banyak sih. Pernah ke Sabak, Tungkal dan Palembang. Hampir pernah ke semua kabupaten sih tapi nggak semuanya difoto. Ini masih ngerencanain mau jalan-jalan ke Kerinci selama empat hari. Semoga banyak bisa ngambil foto disana. Hehe. Yang paling penting dari foto itu hasil. Mau sebagus apapun tekniknya kan orang nggak bakal tau, yang penting hasil akhirnya.
Instagram: @vegaframe

Djendelo: Ada kendala nggak sih Bang selama nyari objek foto?
Bang Vega: Biasanya sih banyak larangan nggak boleh kesana kesitu. Tapi saya tanggapin dengan positif, siapa tahu yang punya ngelarang karena takut nanti ada apa-apa. Misal, kalau jatuh kan nanti mereka juga yang jadi repot.

Djendelo: Pernah dapat tawaran nggak sih Bang dari misalnya Dinas Pariwisata atau lainnya?
Bang Vega: Kalau Dinas sih sudah punya ikatan dengan APFI (Asosiasi Fotografi Indonesia) karena mereka biasanya ada sertifikat. Jadi, orang pemerintah sih langsung ke APFI. Lebih banyak permintaan untuk web sih.

Djendelo: Ada tokoh idola Bang?
Bang Vega: Ada, kalau di Indonesia itu Yadi Yasin. Dia fotografer landscape.

Djendelo: Berarti ini ada komunitas fotografi sendiri dari Bang Vega?
Bang Vega: Dulu sih setiap hunting banyak yang ngabarin kalau mau ikutan. Sampai saya bikin grupnya di BBM tapi pas saya kabari saya mau foto jam segini di tempat ini, slow respon. Jadinya males sih banyak yang php. Hehe.

Djendelo: Baik Bang, terima kasih atas waktunya. Semoga foto-foto landscape tentang Jambinya semakin banyak. Kita pamit dulu Bang.
Bang Vega: Baik, terima kasih juga buat kalian.

Tim Djendelo saat Mengobrol dengan Bang Vega (Tengah)

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar