Angsa, Hewan yang Menjadikan Jambi sebagai Tanah Pilih

Angsa adalah salah berbentuk burung air. Dalam biologi, hewan ini masuk ke dalam kerajaan Animalia, filum Chordata, kelas Aves, ordo Anseriformes dan famili Anatidae. Angsa sangat ikonik dengan Jambi. Di setiap sudut Kota Jambi, ada banyak sekali patung dengan bentuk angsa bahkan pasar besar tradisional di Kota Jambi saja namanya Pasar Angso Duo. Angsa sendiri adalah hewan yang menjadikan Jambi sebagai tanah pilih.
Patung Angso Duo [sumber: jalanblog.wordpress.com]

Baik, dari hasil surfing yang dilakukan. Ada dua versi mengenai sejarah Tanah Pilih. Here we go!
Versi pertama, pada zaman dahulu sekitar tahun 1500-an. Ada seorang raja dari Kerajaan Melayu yang bernama Orang Kayo Hitam dan ia ingin menikahi Putri dari Temenggung Merah Mato dari Sumatra Barat, Kerajaan Temenggung Merah Mato yang bernama Putri Mayang Mangurai. Nah, sebagai hadiah pernikahan, mertuanya memberikan sepasang angsa jantan dan betina serta perahu Kajang Lako dan disuruh untuk melepaskan angsa tersebut ke Sungai Batanghari. Bila angsa itu berhenti dan membuat sarang untuk bertelur maka tempat berhentinya angsa itu adalah lokasi untuk membentuk kerajaan baru. Singkat cerita, lokasi tersebut sekarang dikenal sebagai Kota Jambi dan dikenal juga sebagai Tanah Pilih.
.
Versi kedua, pada zaman dahulu, saat Jambi masih merupakan bagian dari Kerajaan Pagaruyung yang berada di bawah naungan Kerajaan Majapahit. Ada seorang putri cantik bernama Putri Selaras Pinang Masak. Ia bertempat tinggal di hulu sungai Batanghari, yang membelah wilayah Jambi. Klimaksnya ketika ia tidak mau tunduk kepada kekuasaan Majapahit maka ia pun melarikan diri dan dikejar-kejar oleh tentara Majapahit. Di dalam perjalanannya itu ia mendapat petunjuk untuk mencari lokasi baru sebagai tempat tinggalnya nanti dengan melepaskan dua ekor angsa jantan dan betina di Sungai Batanghari. Di mana kedua angsa itu berhenti berenang, disanalah ia harus membangun istana yang baru.

Lalu, kenapa harus angsa? Kita tahu bahwa angsa adalah hewan monogami, ia hanya mencintai pasangannya dan bereproduksi untuk menghasilkan keturunan hanya dengan pasangannya pula. Mirip dengan filosofi dari sepasang burung merpati yang menggambarkan akan keromantisan cinta sejati. Terlebih angsa mencirikan dari masyarakat kolektif yang menggambarkan kekompakan dan pertemanan.
Angsa-Angsa di Taman [sumber: panoramio.com]

Entahlah, mungkin saja sesuai dengan hikayat yang telah diceritakan sebelumnya para pendahulu telah menanamkan nilai yang sangat dalam bagi Jambi, tanah yang telah dipilih oleh sepasang angsa akan sebuah kekuatan kebersamaan dengan romantisme cinta sejati. Yang pasti, angsa adalah hewan ikonik dari Jambi, sebuah provinsi dengan slogan “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” yang memiliki makna akan kesatuan rakyat Jambi dari ujung ke ujung. Cocok bukan?

Referensi:
https://jalanblog.wordpress.com/2014/05/22/kenapa-banyak-angsa-di-kota-jambi/
http://jambikota.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=63&Itemid=55 
http://lenwilson.us/5-thing-geese-can-teach-us-about-teamwork/
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar